'Bualan' Pangeran Harry yang mengklaim membunuh 25 pejuang Taliban telah membuat marah kelompok militan itu. Klaim ini membuat beberapa orang menantang pria yang mereka sebut 'pecundang mulut besar' itu untuk kembali ke Afghanistan dan mengatakannya di hadapan mereka. Dikutip dari laman Russia Today , Sabtu (7/1/2023), Komandan Taliban Molavi Agha Gol berpendapat bahwa kelompok fundamentalis pada akhirnya menang dalam perang melawan musuh yang jauh lebih kaya dan lebih siap.
Sementara Pangeran Harry dari Kerajaan Inggris yang ia sebut sebagai 'pecundang mulut besar yang berusaha mendapatkan perhatian' telah 'melarikan diri ke istana neneknya' yakni mendiang Ratu Elizabeth II. Molavi Agha Gol pun menegaskan bahwa 'Sang Pangeran' takut pergi ke zona pertempuran. "Jika dia pria sejati, datanglah ke Afghanistan lagi," kata militan itu.
Deskripsi tidak manusiawi yang disampaikan Pangeran Harry tentang orang orang Afghanistan yang terbunuh sebagai 'bidak catur yang dihapus dari papan' dan 'orang jahat yang dilenyapkan' tampaknya telah membuat marah Taliban. "Bidak catur itu sekarang telah berkuasa dan dia (Harry) justru tengah berjuang untuk mempertahankan tempatnya di dalam keluarganya sendiri," kata seorang pejabat di Kementerian Penyebaran Kebajikan dan Pencegahan Kejahatan Taliban. Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Jumat kemarin, seorang Juru bicara Kementerian Luar Negeri Afghanistan mencirikan komentar keturunan Kerajaan itu sebagai 'mikrokosmos dari trauma yang dialami oleh warga Afghanistan di tangan pasukan pendudukan yang membunuh orang tak berdosa tanpa pertanggungjawaban'.
Ini menggambarkan perang 20 tahun sebagai 'momen yang benar benar menjijikkan dalam sejarah manusia'. "Yang anda bunuh bukanlah bidak catur, mereka memiliki keluarga yang sedang menunggu kepulangan mereka," kata seorang pejabat Taliban lainnya, Anas Haqqani. Ia pun secara sinis menyindir Harry dan memuji 'kesopanannya' dalam mengakui 'kejahatan perang' nya sendiri.
Namun, Taliban tidak sendirian dalam mencampakkan celotehan sang keturunan Kerajaan Inggris itu. Karena mantan Kolonel Angkatan Darat Inggris Richard Kemp pada Kamis lalu menegaskan bahwa pernyataan Harry yang memasukkan rincian keterlibatan militernya dalam memoarnya merupakan 'pengkhianatan terhadap orang orang yang ia lawan'. Sementara itu, mantan Marinir Kerajaan Ben McBean lebih banyak meminta Pangeran Harry untuk 'diam'.
Komentar tersebut tidak hanya merusak reputasi Sang Pangeran, Kemp mengatakan bahwa itu juga telah 'merusak keamanan pribadinya' dan keamanan tentara Inggris yang ditempatkan di seluruh dunia. Saat masih aktif bertugas, Pangeran Harry menerbangkan helikopter Apache di Afghanistan selama masa tugas 2012 hingga 2013. Ia diduga menewaskan 25 pejuang Taliban selama enam pertempuran.
Adik dari Pangeran William itu menjelaskan bahwa dirinya diajari untuk 'memandang mereka' sebagai musuh, karena 'anda tidak dapat membunuh orang jika anda melihat mereka sebagai manusia'.